Sabtu, 11 Agustus 2012

130 Motivasi dalam berakhlaqul karimah

130 MOTIVASI DALAM BERAKHLAQUL KARIMAH

(1)
Barang siapa mengenal dirinya,maka ia akan sibuk memperbaikinya dengan tidak memperdulikan cacat ddan aib orang lain.dan,barang siapa yang mengenal rabbnya, maka ia akan sibuk berkhidmat kepada-nya dengan meninggalkan ajakan hawa nafsunya.
(2)
Amal yang bermanfaat adalah amal yang engkau lakukan dengan ikhlas, yang engkau menyembunyikannya dari orang lain dan dari dirimu sendiri dengan memandang bahwa hal itu adalah karunia ALLAH.
(3)
Cahaya hak jauh lebih terang dari sinar mentari,sehingga para kelelawar ilmu berhak hidup di dalamnya.
(4)
Rasulullah saw. Bersabda,”wahai bani adam! Jika engkau datang kepadaku membawa kesalahan sepenuh bumi namun engkau menjumpai aku dalam keadaan tidak menyekutukan aku dengan sesuatu apapun, maka aku akan mendatangimu dengan maghfirah sepenuh bumi pula.”                (H.R At-tirmidzi)
(5)
Pandangan yang dilepassecara bebas mengukir pada kalbu potret yang dipandang, padahal kalbu adalah ruangan khusus Allah. Dia sebagai dzat yang disembah tidak rela adanya berbagai potret/gambar dan berhala pada-nya.
(6)
Makrifat (tentang Allah) adalah permadani yang hanya diguunakan oleh orang yang dekat      (dengan-nya),sedangkan cinta adalah kidung yang dinyanyikan hanya olehh orang yang mabuk kepayang dengan-nya.
(7)
Orang yang dirundung cinta akan lari untuk menyepi dan berkhalwat(berduaan) dengan kecintaannya. Ia tidak jemu-jemu menyebut-nyebut dan mengingatnya, bagaikan ikan yang lari ke air atau seorang anak kepada ibunya.
(8)
Tobat dari dosa bagaikan minum obat dari penyakit, dan tidak sedikit penyakit menjadi sebab sehatnya seseorang.
(9)
Hawa nafsu iitu manis, namun ia menjadi penyumbat kerongkongan.
(10)
Waspadalaah terhadap nafsumu karena tidak ada satu bencanna yang menimpamu melainkan karena dia, dan janganlah sekali-kali engkau berdamai dengannya.
(11)
Jujurlahh dal;am mengadakan pencarian,pasti ma’unahh’pertolongan’ akan datang.
(12)
Bukanlah suatu yang mengherankan, seorang fakir mencintai orang suka berbuat baik kepadanya,tetapi yang mengherankan adalah seorang yang berbuat baik justru mencintai si miskin papa.
(13)
Asas setiap kebaikan adalah engkau mengetahui bahwa apa yang di kehendaki Allah pasti terjadi,sedang yang tidak dia kehendaki,pasti tidak terwujud, sehingga engkau meyakini bahwa seluruh kebajikan itu adalah karunia Allah yang harus kau syukuri dan waspadai agar ia tidak pisah darimuu,dan engkau mengetahui bahwa keburukan adalah suatu kehinadinaan dan hukuman Allah bagimu sehingga engkau memohon kepada-nya supaya engkau di jauhhkan darinya.
(14)
Seorangg hamba akan mendapatkan taufik Allah Azza wa Jalla dan bantuan-nya sesuuai dengan kadar niat, cita-cita,dan kecenderungannya terhadap-nya, sebagaimana ia memperoleh kehinadinaan dari Allah selaras dengan kadar niat,cita-cita dan kecenderungannya terhadap-nya.
(15)
Seorang hamba mendapat kehinaan dan hukuman tidak lain karena dia tidak bersyukur kepada Allah dan tidak merasa butuhh kepada-nya.dan, seorang hamba mendapat keberuntungan berupa bantuan dan ma’unah Allah Azza wa Jalla tidak lain karena ia mensyukuri nikmat Allah dan merasa butuh kepada-nya. Tiang penopangnya adalah kesabaran yang kedudukannya bagi iman adalah bagaikan kepala bagi badan.
(16)
Bencana yang paling berat bagi seorang hamba adalah kerasnya hati dan jauh dari ALLAH SWT.
(17)
Neraka diciptakan untuk melululantakkan hati yang keras.
(18)
Kalbu yyang paling jauh sengan Allah adalah kalbu yang keras.
(19)
Jika hati keras,maka mata pun kering (sulit) untuk meneteskan air mata karena takut kepada Allah.
(20)
Kerasnya hati terjadi karena banyak tidur,banyak makan,banyyak bicara,dan banyak(berlebihan)  dalam bergaul.
(21)
Jika badan sakit, makan minum pun kurang bermanfaat, begitu pun jika hati sakit,baginya nasihat kurang berguna.
(22)
Barang siapa yang hatinya bersih, tentulah ia mendahulukan Allah atas hawa nafsunya.
(23)
Hati adalah wadah milik Allah di bumi, yang paling dicintai Allah ialah hati yang paling bersih,paling teguh,dan paling lembut.
(24)
Hati yang tertambat dengan hawa nafsu akan terhalanggi dari melihat Allah.
(25)
Jioka seorang hamba diberi makan denggan tadzakkur(peringatan/santapan rohani),diminumi dengan air tafakkur,dan dibersihkan dari berbagai noda dan kotoran, maka ia akan melihat berbagai keajaiban, disamping akan di anugerahi al-hikmah.
(26)
Yang disebut ahlul-ma’rifah wal hikmah si pemilik makrifat dan hikmah ialahh mereka yang menghidupkan hatinya dan membunuh hawa nafsunya.orang yang membunuh hatinya dengan menghidupkan hawa naffsunya,maka makrifat dan hikmahnya tidak sampai pada lidahnya.
(27)
Bangunan hati menjadi runtuh kerena lalai dan merasa aman dari siksa Allah, sedang tegaknya bangunan hati karena khasy-yah”rasa takut” kepada Allah dan karena dzikir.
(28)
Hati akan asik menghadapi hidangan akhirat manakala ia berpaling dari hidangan dunia.
(29)
Rindu kepada Allah adalah angin sepoi-sepoi basah yang menerpa kalbu, yang akan menyingkirkan gemerlap dunia.


(30)
Barang siapa menempatkan hatinya disisi rabbnya,maka ia akan tentram dan tenang, sebaliknya, barang siapa yang melepaskannya ditengah-tengah manusia, maka akan gundah-gulana dan gelisah.  
(31)
Mahabbaatullah “cinta kepada Allah “tidak akan merasuk kedalam kalbu yang memiliki rasa hubbuddunia ”cinta dunia” seperti tidak masuknya unta kelubang jarum.
(32)
Jika seorang ham,ba telah dicintai oleh Allah, maka dia akan menguasainya untuk diri-nya, dia akan memilihnya untuk mencintai-nya dan memungutnya untk beribadah kepada-nya,sebhingga dia sibuk dengannya,lidahnya selalu berdzikir kepada-nya,dan anggota badannya senantiasa melakukan ketaatan kepada-nya.
(33)
Sebagaimana tubuh, hati pun terjangkit penyakit. Obat penawarnya adalah tobat dan menghindari kemaksiatan. Hati dapat berkarat seperti halnya cermin, yang dapat membeningkannya adalah dzikrullah. Hati pun telanjang sebagaimana badan,yang menjadi perhiasan atau busana yang menutupinya adalah taqwa. Hati juga merasa lapar dan dahaga,seperti halnya fisik sang hamba,dan yang menjadi makanan dan minumannya adalah ma’rifatillah,muhabbah,tawakal,inabah”kembali kepada Allah” dan al-hidmad “berbakti kepada Allah“ atau beribadah.
(34)
Orang yang meninggalkan ikhtiar dan usaha dalam mencari tambahan dunia, mencari kedudukan,atau dalam rangka melepaskan diri dari musuh,dengan tawakal,percaya penuh kepaddah Allah (tsiqah billah),dan pasrah kepada ketentuan atau keputusan Allah maka ia akan terbebas dari berbagai kesusahan dan beban pikiran.sebaliknya,barang siapa yang mati-matian untuk mendapatkan semuanya itu, maka ia akan selalu gelisah, akan merasa susah dan pusing serta letih,dan pekerjaan tidak berjalan dengan mulus.
(35)
Barang siapa yang sibuk dengan dirinya sendiri,pasti yang lain terabaikan, dan barang siapa yang sibuk dengan Allah, rabbnya pasti ia lupa kepada dirinya sendiri.
(36)
Ridho itu ialah tentramnya hati terhadap peraturan Allah.
(37)
Mausia di dunia disiksa sesuai dengan kadar perhatian dan cita-cita terhadapnya.


(38)
Hati memiliki enam tempat yang selalu ia jelajahi: tiga tempat rendah dan tiga tempat tinggi. Tiga tempat rendah yang selalui ia jelajahi dan ia jumpai adalah (1). Dunia yang berhias untuk menggodanya.(2). Hawa nafsu yang berbisik kepadanya. Dan (3). Musuh(setan) yang senantiasa mengusiknya.sedangkan tiga tempat tinggi yang ia jumpai dan jelajahi adalah (1). Ilmu yang menunjukinya.(2). Akal yang membimbingnya.dan (3).illah yang ia sembah.
(39)
Taat kepada hawa nafsu dan panjangnya cita-cita (terhadap dunia) merupakan inti setiap kerusakan. Karena menaati hawa nafsu akan membutakan seseorang terhadap al-haq,sedangkan panjangnyya cita-cita atau angan-angan membuat si hamba lupa kepada akhirat.
(40)
Jika Allah menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka dia menjadikannya selalu mengakui dosa dan kesalahan dirinya dan ia tidak meliihat kepada kesalahan orang lain. Ia juga menjadikannya dermawan dan zuhud terhadap apa yang ada pada orang lain serta tabah menanggung hinaan dan ejekan orang,dan,jika Allah menginginkan kejelekan pada seseorang,maka Allah menjadikannya kebalikan dari semua itu.
(41)
Barang siapa yang cinta dunia,maka dunia akan memperlihatkan padanya sebagai sesuatu yang besar yang menjadikannya sebagai pelayan dan budaknya sehingga orang tersebut terhina. Dan, barang siapa yang berpaling dari dunia, maka dunia akan memandangnya sebagai orang besar sehingga ia menjadi pelayan orang tersebut dan hina dihadapannya.
(42)
Barang siapa yang tidak kerasan bersama Allah di tengah-tengah manusia dan betah dengan-nya ketika sendirian dan sepi, maka ia adalah seorang jujur yang lemah. Barangsiapa yang betah  dengan-nya di tengah-tengah manusia,namun tidak kerasan saat sendirian maka dia sakit. Barangsiapa yang merasa tidak betah bersama Allah disaat banyak orang dan dikala sendirian,berarti ia adalah bangkai yang harus disingkirkan. Dan barangsiapa yang betah dan tentram bersama Allah dikala sendiri dan di tengah-tengah banyak orang, maka dia adalah seorang yyang jujur yang kuat dalam setiap keadaan.
(43)
Lentera hati yang bersih pada asal; fitrahhnya,bersinar sebelum datangnya syyariat yang minyaknya nyaris menyala sekalipun tidak disentuh api.



(44)
Dunia bagaikan seorang wanita pelacur. Dia selalu berganti-ganti pasangan. Ia menyambut semua pria supaya mereka menganggap dirinya orang baik yang tidak rela terhadap sikap ketidakadaan rasa cemburu terhadap keluarga.
(45)
Berenang disungai dunia sama dengan berenang di kolam buaya.
(46)
Orang yang bersukaria karena dunia, sebenarnya orang yang berduka cita.kepedihan dan duka citanya lahir dari kenikmatanya dan kesusahannya lahir dari kegembiraan denganya.
(47)
Mata perangai melihat biji(isi). Sedangkan mata akal melihat perangkap dan mata hawa nafsu adalah buta.
(48)
Ketika orang—orang yang mendapat taufik mengetahui nkilai kehidupan dunia dan kecilnya kedudukan di dalamnya,maka mereka membunuh nafsu keinginan terhadap dunia  dalam rangka mencari kehidupan abadi.
(49)
Orang orang yang beriman kepada yang ghaib berpaling dari hawa nafsu yang berhias diri di hadapan mata tabiat insani. Mereka yang di sebut dalam Al-Qur’an,
“mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari rabbnya, dan merekalah orang-orang yang beruntung.”(Al-Baqarah:5)
Sedang mereka yang tergoda, terjebak pada gurun penyesalan.kepada mereka dikatakan,
“makanlah dan bersenang-senanglah kamu(di dunia dalam waktu) yang pendek, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang berdosa.”(Al-Mursalah :46)
(50)
Bila akalmu keluar dari cengkraman hawa nafsu, maka ia akan kembali berkuasa.



(51)
Bila datang pandangan tidak halal, maka ketahuilah sesungguhnya dia menyalahkan api peperangan.karenanya gunakanlah selimut ghaddul bashar’ menundukkan pandangan sesuai dengan perintah Allah sebagai berikut: “katakanlah kepada laki-laki yang beriman,hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemuluannya....”(An-Nur:30). Dengannya kau pasti selamat darinya.
(52)
“samudra”hawa nafsu jika tidak di bendung,ia akan menenggelamkanmu.
(53)
Seorang penyair bersenandung, “tidak ada seorang pun yang lebih mulia dari pada seseorang yang di temani amal salehnya dalam kuburnya ia senang dan ceria dalam taman nan indah tak seperti yang lainnya yang kuburnya adalah penjara baginya.”
(54)
Cahaya akal akan bersinar di tengah kekelaman hawa nafsu sehingga tampaklah gugusan kebenaran. Orang yang bijak bestari akan melihat akibat dan kesudahan berbagai perkara melalui cayaha tersebut.
(55)
Seorang penyair berkata : “mata keridhaan akan tumpul terhadap setiap cela,dan mata kebencian selalu memperlihatkan keburukan.”
(56)
Keluarlah dengan kesungguhan dari pekarangan dunia yang sempit yang penuh serba-serbi bencana menuju pelataran luas yang penuh dengan aneka ragam kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, dan yang disana tidak pernah kehilangan yang di cintai dan selalu mendapatkan y6ang diingini.
(57)
Barang siapa yang ttiddakk mau merasakan kegetirran bersama para pencari kemuliiaan,pasti ia tidak akan merasakan nikmatnya tidur dalam bawah naungan keagungan.
(58)
Bila akar makrifat bercokol kuat di bumi kalbu,maka akan tumbuuh pohon mahabbah “cinta” yang apabila ia teguh dan kuat, maka iia akan membuahkan ketaatan setiap saat dengan izin rabbnya.
(59)
“ladang” fitrahh yang luas akan menerima setiap apa saja yang ditanam padanya. Bila”pohon”iman dan taqwa yang ditanam, maka akan mendatangkan manisnya keabadian, sebaliknya manakalah kedunguan dan hawa nafsu yang ditanam,maka akan pahitlah setiap buah yang dimunculkan.
(60)
Bukanlah seorang yang aneh apabila seorang hamba tunduk dan beribadah kepada Allah dan tidak pernah jemu untuk berkhidmat kepada-nya sementara ia senantiasa butuh kepada-nya. Yang aneh adalah sang raja menanam rasa cinta pada si hamba dengan selalu menganugerahi aneka ragam karunia dan ihsan-nya padahal dia tidak membutuhkannya.
(61)
Perhatikanlah syair ini.
“cukuplah kemuliaanmu bahwa engkau hamba bagi-nya dan cukuplahh kebanggaanmu bahwa Allah adalah Rabbmu.
(62)
Kesenangan-kesenangan dunia tidak ubahnya permainan wayang dimana si pandir hanya melihat yang lahir sedang yang berakal melihat apa yang ada di balik tabir.
(63)
Barang siapa yang memandang dengan sekejap manisnya kesehatan, maka akan ringan baginyakegetiran kesabaran.
(64)
Apa yang berlalu dari dunia hanyalah gumpalan mimpi, sedang yang tersisa darinya adalah tumpukan angan-angan, sementara waktu sirna di antara keduanya.
(65)
Pemilik ketamakan tidak berjalan kecuali di kegelapan hawa nafsu.
(66)
Orang yang bakhil adalah orang yang fakir yang tidak diberi pahala atas kefakirannya.
(67)
Teguhnya tekat untuk menggapai cita-cita, mendatangkan rasa takut untuk gagal dan mendorrong seseorang untuk serius mengamitnya.
(68)
Janganlah engkau meminta selain tuanmu, karena  hal itu mendatangkan keburukan bagimu.
(69)
Ikatlah dendammu dengan “rantai”  kesabaran, karena ia adalah anjing byang akan menggigitmu bila dibiarkan.

(70)
Tanamlah pohon khalwat (menyendiri untuk ibadah), pasti akan kau petik “buah” ketenangan.
(71)
Kemaksiatan adalah penghalang pintu usaha, sesungguhnya seorang hamba tidak akan ditaburi rizeki lantaran dosa yang diperbuatnya.
(72)
Bila engkau berdiri dibatas maksud taqwa, niscaya engkau akan mendapatkan yang engkau tuju.
(73)
Jadilah engkau putra akhirat dan jangan menjadi putra dunia, karena yang namanya anak mengikuti ibunya.
(74)
Seorang penyair bertutur:
“sebesar keutamaan seseorang, sebesar itu musibahnya, itu di ketahui melalui kesabaran menanggungnya, barang siapa yang sedikit kesabarannya terhadap apa yang ditakutinya, maka sedikit pulalah apa yang didapat dari harapannya.”
(75)
Bila engkau ingin mengetahui kedudukanmu disisi sultan, hendaknya engkau melihat amal yang engkau persembahkan.
(76)
Barang siapa yang tidak mengambil manfaat dengan matanya, ia tidak akan mengambil manfaat dengan telinganya.
(77)
Seorang hamba mempunyai seekat antara diirinya dengan  Allah, serta antara dirinya dengan orang lain. Barang siapa merusak sekat antara dirinya dngan Allah, maka Allah akan menyingkap sekat dirinya dengan orang lain.
(78)
Seorang hamba mempunyai Rabb (tuan) yang akan dijumpainya, juga memiliki rumajh tempat tinggal yang akan dihuninya, maka hendaknya ia terlebih dahulu mencari ridha-nya sebelum berjumpa dengan-nya dan mengisi rumah-nya dengan amal shaleh sebelum dia menempatinya.


(79)
Membuang waktiu lebih berbahaya dari pada kematian, karena menghilangkan waktu (membuang) waktu akan memutuskan (hubungan) dengan Allah dan negeri Akhirat, sedang kematian memutuskanmu dengan dunia dan penghuninya.
(80)
Dunia,dari awal sampai akhirnya tidak menyamai kedudukan sesaat, lalu bagaimanakah kedudukan seumur hidup?
(81)
Apa yang di cintai hari ini akan mendatangkan kebencian hari esok, dan apa yang di benci sekarang akan menghadirkan kecintaan esok hari.
(82)
Laba tterbesar bdalam dunia ialah engkau menyibukkan diri setiap saat dengan berbagai kegiatan yang lebih bermanfaat untuk akhiratmu. Dan tidaklah disebut berakal orang yang menjual surga bersama seluruh isinya dengan hawa nafsu sesaat.
(83)
Seorang yang arif akan keluar dari dunia dengan tidak memenuhi kebutuhannya,karena dua hal : menangisi harinya dan memuja RRabbnya.
(84)
Jika kau tgakut pada makluk,engkau akan menjauh dan lari darinya,sedang jika engkau takut kepada Allah engkau akan datang mendekati-nya.
(85)
Andai ilmu bermanfaat tanpa amal,tentu Allah SWT. Tidak mencela para pendeta ahli kitab, dan jika amal bermanfaat tanpa ikhlas, tentu Allah Azza wa Jalla tidak mencerca orang-orang munafik.
(86)
Tolak dan lawanlah suara hati, jika tidak ia akan hinggap ke pikiran. Bila telah hinggap ke pikiran, usirlah ia, bila tidak ia akan menjadi nafsu/keinginan. Lalu perangilah ia sebab jika kau biarkan, ia akan menjadi rencana dan cita-cita yang apabila tidak kau cegah, ia akan berubah menjadi perbuatan. Bila ia menjadi perbuatan, perangilah karena ia akan menjadi adat kebiasaan yang sulit bagi engkau untuk melepas diri darinya.




(87)
Taqwa itu tiga tingkatan :
1).memelihara kalbu dan anggota badan dari aneka dosa dan hal-hal yang di haramkan,
2).memelihara dari hal-hal yang di makruhkan,
3).memelihara anggota badan dri hal-hal yang di bolehkan yang tidak manfaat dan guna.
Tingkatan pertama menganugerahi kehidupan bagi kalbu sang hamba, tingkatan kedua memberikannya kesehatan dan kekuatan, dan tingkatan ketiga mempersembahkan padanya kebahagiaan dan kegembiraan.
(88)
Surga diliputi oleh hal-hal yang tidak disenangi sedangkan neraka diliputi hal-hal yang di senangi(nafsu syahwat).
(89)
Ada enam pandangan yang muncul pada seorang hamba, jika ia tertimpa sesuatu yang tidak ia inginkan sebagai berikut:
a.
pemandangan berupa tauhid, yakni bahwa Allahlah yang menakdirkan, menghendaki,dan mencuptakannya. Apa yang di kehendaki oleh Allah pasti terjadi dan apa yang tidak ia kehendaki pasti tidak akan menimpa.
b.
pemandangan berupa keadilan bahwa pasti hukum-hukumnya pasti terlaksana, dan bahwa keputusan-nya adalah adil.
c.
pemandanan berupa rahmat , yakni rahmat Allah pada ketetapan-nya itu lebih besar dari murka dan kebencian-nya.
d.
pemandangan berupa hikmah, yakni hikmah kebijaksanaan Allah menuntut hal itu dan bahwa dia tidak menetapkan dan mentakdirkan dalam keadaan sia-sia.
e.
pemandangan berupa tahmid (pujian), yakni bagi Allah Azza wa Jalla segenap pujian yang sempurna atas ketetapan-nya itu.

f.
pemandangan berupa ‘ubudiyah,yakni si hamba yang terima sesuatu yang tidak di inginkannya adalah seorang hamba sahaya murni dari seluruh segi dan sisi, yang berlaku padanya ketetapan dan peraturan tuhannya sehingga ia tidak lepas dari apa yang di takdirkan oleh-nya sebagaimana ia pun berada pada ketetapan dan hukum-hukum syariat-nya yang tidak boleh dilanggarnya.
(90)
Samarnya hak pada sang hamba, rusaknya hati dan pikiran, lenyapnya  waktu dengan sia-sia,menjauhnya makluk, tertolajknya doa dan permohonan, hilangnya keberkahan ppada rizki dan umuurnyya,sesaknya dada, gersangnya hubungan dengann Rabb Azza wa Jalla, sulitnya kehidupan, lenyapnya ilmu yang dimiliki, penguasaan musuh atasnya,dan kehinadinaan yang didapat,semuanya itu lahir dari kemaksiatan dan kelalaiannya akan melahirkann lawan dari semuanya ini.
(91)
Seandainya kalian mengetahui tentang diriku apa yang kau ketahui, niscaya kalian melempariku dengan pasir.
(92)
Alangka baiknya dua hal yang paling di benci: kematian dan kekufuran.
(93)
Kalian berada dalam perputaran siang dan malam, dalam rangkaian masa hidup yang kian berkurang dan di tengahh beragam amal yang tidak luput dari catatan, sementara maut datang mengagetkan. Barang siapa menanam kebajikan, ia nyaris mengentam buahnya, dan siapa saja yyang mengentam kejahatan ia nyaris memetik penyesalan, dan setiap orang yyang menenem ia akan memperolehh sesuai apa yang ditanamnya. Orang yang lmban menanam kebajikan, ia tidak akan segera menikmmati hasilnya, dan si rakus tidak akann mendapatkan keberuntungan yang memang tidak di sediakan baginya.
(94)
Orang yang memiliki kebaikan, sesungguhnya Allahlah pemberinya, dan orang yang terhiindar dari kejahatan/keburukan sesungguhnya Allahlah yang menghindarkannya darinya.
(95)
“orang-orang yang bertaqwa adalah tuan,sedangkan para fuqaha (ahli fiqih) ialah panglima, dan berteman dengan mereka adalah bonus.”




(96)
Sebaik-baik ucapan adalah kalamullah dan sebaik-baik petunjuk adalah Muhammad SAW.     Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat, dan setiap yang di buat-buat itu adalah bid’ah. Janganlah kalian berlama-lama di dunia dan janganlah kalian dilalaikan oleh tingginya angan-angan di dunia, karena bsetiap yang akan datang itu dekat, dan yang jauh itu adalah yang tidak akan tiba.
(97)
“ketahuilah bahwa membunuh orang islam itu kekufuran sedang mencaci makinya adalah kedurhakaan. Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak menegur sapa dengan saudaranya lebih dari tiga hari sampai ia memberi salam kepadanya manakala berjumpa, dan memenuhi undangannya ketika diundang serta menjenguknya dikala ia sakit.”
(98)
Ketahuilah sejelek-jeleknya perowi ialah perowi dusta.
(99)
Ucapan yang paling benar adalah kitabullah (al-Qur’an), ikatan yang paling kuat adalah kalimat taqwa,’agama’ terbaik adalah agama ibrahim, sunah (jalan) yang terbagus adalah sunah Muhammad SAW. Petunjuk paling baik adalah petunjuk para Nabi. Perkataan paling baik adalah dzikrullah, kisah yang paling indah adalah al-Qur’an, sebaik-baik perkara adalah ujungnya, dan sejelek-jelek perkara adalah perkara baru(bid’ah). Sedikit tetapi bermanfaat, jauh lebih baik daripada banyak namun melalaikan, dan satu jiwa kau selamatkan jauh lebih baik daripada kedudukan yang tidak dapat kau hitung.
(100)
Seburuk-buruk permohonan ampun adalah ketika berada diambang kematian, sejelek-jelek penyesalan adalah penyesalan pada hari kiamat, seburuk-buruk kesesatan adalah kesesatan setelah mendapatkan hidayah. Sebaik-baik kekayaan adalah kekayaan jiwa, sebaik-baik akal adalah taqwa, dan sebaik-baiknya sesuatu yang di tanam dalam hati adalah keyakinan dan keraguan terhadap kekufuran,sedangkan kebutaan yang terburuk adalah kebutaan hati.
(101)
“ketahuilah bahwa sesungguhhnya dusta itu menuntun-(mu) kepada kedurhakaan, sedang kedurhakaan membawa-(mu) ke neraka, dan jujur itu menuntun-(mu) kepada kebajikan, sementara kebajikan menunjuki-(mu) kepada surga. Sesungguhnya bagi orang yang jujurakan dikatakann bahwa ia jujur dan berbakti. Dan terhadap si pendusta akan dikatakan bahwa dia dusta dan durhaka. Rasul Muhammad SAW, telah menceritakan padakamii bahwa manakala seseorang selalu jujur, maka ia akan ditulis disisi Allah sebagai shiddiq(orang yang sangat jujur), dan ketika seseorang suka berbohong, maka ia akan di tulis di sisi Allah sebagai kadzdzab (seorang tukang bohong).”              (HR. Bukhari dan Muslim)    

(102)
Khamar’arak’ adalah himpunan dosa, wanita ialah jerat setan (untuk manusia), masa muda adalah bagian dari kegilaan, dan meratapi mayat adalah perbuatan jahiliyah.
(103)
Di antara manusia (muslim) ada yang tidak pergi ke masjid untuk sholat jum’at kecuali di akhir waktu dan tidak ber-dzikrullah kecuali ketika itu.
(104)
Dosa/kesalahan paling besar adalah dusta, dan barangsiapa yang memaafkan orang lain, Allah akan memaafkannya, barang siapa menahan amarahnya, Allah akan memberinyya pahala.
(105)  
“usaha paling jelek adalah riba dan makanan terburuk ialah memakan harta anak yatim.”
(106)
Siapa saja yang bersabar menanggung musibah dan bencana, maka Allah akan memberinya jaminian.
(107)
“sebaik-baik kebaikan adalah mati syahid. Barang siapa yang sombong, ia akan direndahkan Allah dan barang siapa bermaksiat kepada Allah, ia pasti menaati setan.”
(108)
Selayaknyalah orang yang hafal Al-Qur’an mengisi malam-malamnya(dengan ibadah), saat orang-orang sedang tidur, memenihi siangnya (dengan shaum) dikala orang-orang tidak melakukannya, akrab dengan kedudukan dan tangis tatkala orang-orang tertawa ria, tutup mulut ketika orang lain mempercakapkan orang-orang dan menggunjjimg, dan tunduk tawasdhu’dikala  manusia saling membanggakan diri.
(109)
Tidak patut bagi orang yang hafal Al-Qur’an untuk bersikap kasar, kesat jiwa, suka mencaci, lalai lagi sering berteriak-teriak.
(110)
Orang yang tawadhu’kerena tunduk (kepada Allah), maka Allah akan meninggikannya.
(111)
“barang siapa yang sholatnya tidak mendorongnya untuk ma’ruf dan tidak mencegahnya dari berbuat mungkar, maka jaraknya dengan Allah kian jauh.”

(112)
Diantara yang terdorong keyakinan adalah engkau tidak membuat manusia rela karena kebencian Allah, tidak memuji seseorang atas rezeki Allah, dan tidak mencaci orang lain karena sesuatu yang tidak Allah berikan kepadamu. Ketahuilah, rezeki Allah itu tidak bisa di datangkan oleh ketamakan orang yang rakus dan dapat di cegah oleh kebencian orang yang benci.
(113)
Allah Azza wa Jalla dengan keadialan dan kesantunannya menjadikan ketenangan dan rasa senang berada pada keyakinan dan ridha, dan menjadikan kesedihan dan gelisah pada keraguan dan benci.
(114)
Selama engkau sholat, berarti engkau sedang mengetuk pintu yang maharaja. Dan, siapa saja mengetuk pintu-nya, pasti akan dibukakan.
(115)
Aku menyangka orang yang melakukan dosa, padahal ia mengetahui sebagai orang yang lupa akan ilmu yang dimilikinya.
(116)
Jadilah kalian mata air ilmu, lampu petunjuk, penjaga rumah, pelita malam hari, kalbu-kalbu baru, dan pakaian-pakaian usang yang dikenal di langit dan asing bagi penduduk bumi.
(117)
Sunggguh, aku ntidak ingin menjumpaimu menjadi bangkai di malam hari dan hantu pada siang hari, dan aku sangat benci kepada orang yang tidaksedikit pun melakukan amal baik untuk dunia maupun akhirat.
(118)
Ilmu itu sejatinya bukan banyak riwayat ,namun khasyyatilah’ takut kepada Allah’
(119)
Kalian lihat orang kafir sebagai orang yang paling sehat badannya, namun paling parah penyakit dihatinya. Sementara, kalian perhatikan seorang mukmin,ia paling sehat hatinya, tetapi paling banyak penyakitnya di tubuhnya. Demi Allah, jika kalbumu sakit sekalipun tubuhmu sehat, engkau menjadi makluk yang lebih hina dari binatang di mata Allah Azza wa Jalla.
(120)
Seorrang hamba tidak akan mencapai hakikat iman kecuali jika ia menmpati bbpuncaknya dan ia tidak akan menepati puncaknya, kecuali kalau ia lebih menyukai miskin dari pada kaya dan lebih mencintai tawadhu’daripada kehormatan, serta apabila baginya sama antara yang memuji dan mencelanya.
(121)
Tidak ada seorrang pun didunia ini melainkan ia adalah tamu,sedangkan apa yang dimilikinya adalah barang pinjaman.maka, tamu pasti akan beranjak pulang dan barang pinjaman tentu akan dikembalikan kepada pemiliknya.
(122)
Nafsu syahwat itu kerap menghadirkan penderitaan panjang.
(123)
Tidak ada sesuatu pun di muka bumi ini yang lebih butuh untuk lama di penjara selain lidah.
(124)
Apabila zina dan riba telah merebak di sebuah negeri, maka nantikan kehancurannya.
(125)
Bila engkau mampu untuk menyimpan kekayaanmu di langit sehingga tidak di ganggu binatang dan di curi oarang, maka lakukanlah itu karena, hati seseorang itu selalu bersama kekayaan yang dimilikinya.
(126)
“janganlah kamu ikut-ikutan.”ketika orang-orang bertanya kepadanaya tentang yang dimaksud dengan kata-katanya ini, maka ibnu mas’ud RA. Bertutur,”yakni, kamu berkata,’ aku ikut orang-orng. Kalau mereka mengambilnya.. kebenaran, aku pun mengambilnya. Dan, apabiala mereka meninggalkannya, aku pun meninggalkannya. ‘tahanlah diri kamu untuk tidak kafir sekalipun orang-orang hanyut dalam arusnya.”
(127)
Bila engkau harus menjadi seorang pengikut dalam din, ikutilah orang yang telah wafat (Rasulullah.), kerena mengikuti orang yang masih hidup, tidak akan aman dari fitnah.
(128)
Dosa itu akan menjadi penguasa hati.
(129)
Tidak ada satu pandangan pun yang dilepas oleh seseorang melainkan di situ setan mencari celah-celah.
(130)
Datanglah kalbumu di tiga tempat: ketika mendengar Al-Qur’an, saat di majelis dzikir, dan tatkala berada di waktu-waktu sepi. Bila tidak dapat kau lakukan, maka mintalah kepada Allah kalbu baru.



Alaika press
kediri - indonesia