130 MOTIVASI DALAM BERAKHLAQUL KARIMAH
(1)
Barang siapa mengenal
dirinya,maka ia akan sibuk memperbaikinya dengan tidak memperdulikan cacat ddan
aib orang lain.dan,barang siapa yang mengenal rabbnya, maka ia akan sibuk
berkhidmat kepada-nya dengan meninggalkan ajakan hawa nafsunya.
(2)
Amal yang bermanfaat
adalah amal yang engkau lakukan dengan ikhlas, yang engkau menyembunyikannya
dari orang lain dan dari dirimu sendiri dengan memandang bahwa hal itu adalah
karunia ALLAH.
(3)
Cahaya hak jauh lebih
terang dari sinar mentari,sehingga para kelelawar ilmu berhak hidup di
dalamnya.
(4)
Rasulullah saw.
Bersabda,”wahai bani adam! Jika engkau datang kepadaku membawa kesalahan
sepenuh bumi namun engkau menjumpai aku dalam keadaan tidak menyekutukan aku
dengan sesuatu apapun, maka aku akan mendatangimu dengan maghfirah sepenuh bumi
pula.” (H.R At-tirmidzi)
(5)
Pandangan yang
dilepassecara bebas mengukir pada kalbu potret yang dipandang, padahal kalbu
adalah ruangan khusus Allah. Dia sebagai dzat yang disembah tidak rela adanya
berbagai potret/gambar dan berhala pada-nya.
(6)
Makrifat (tentang
Allah) adalah permadani yang hanya diguunakan oleh orang yang dekat (dengan-nya),sedangkan cinta adalah
kidung yang dinyanyikan hanya olehh orang yang mabuk kepayang dengan-nya.
(7)
Orang yang dirundung
cinta akan lari untuk menyepi dan berkhalwat(berduaan) dengan kecintaannya. Ia
tidak jemu-jemu menyebut-nyebut dan mengingatnya, bagaikan ikan yang lari ke
air atau seorang anak kepada ibunya.
(8)
Tobat dari dosa
bagaikan minum obat dari penyakit, dan tidak sedikit penyakit menjadi sebab
sehatnya seseorang.
(9)
Hawa nafsu iitu
manis, namun ia menjadi penyumbat kerongkongan.
(10)
Waspadalaah terhadap
nafsumu karena tidak ada satu bencanna yang menimpamu melainkan karena dia, dan
janganlah sekali-kali engkau berdamai dengannya.
(11)
Jujurlahh dal;am
mengadakan pencarian,pasti ma’unahh’pertolongan’
akan datang.
(12)
Bukanlah suatu yang
mengherankan, seorang fakir mencintai orang suka berbuat baik kepadanya,tetapi
yang mengherankan adalah seorang yang berbuat baik justru mencintai si miskin
papa.
(13)
Asas setiap kebaikan
adalah engkau mengetahui bahwa apa yang di kehendaki Allah pasti terjadi,sedang
yang tidak dia kehendaki,pasti tidak terwujud, sehingga engkau meyakini bahwa
seluruh kebajikan itu adalah karunia Allah yang harus kau syukuri dan waspadai
agar ia tidak pisah darimuu,dan engkau mengetahui bahwa keburukan adalah suatu
kehinadinaan dan hukuman Allah bagimu sehingga engkau memohon kepada-nya supaya
engkau di jauhhkan darinya.
(14)
Seorangg hamba akan
mendapatkan taufik Allah Azza wa Jalla dan bantuan-nya sesuuai dengan kadar
niat, cita-cita,dan kecenderungannya terhadap-nya, sebagaimana ia memperoleh
kehinadinaan dari Allah selaras dengan kadar niat,cita-cita dan
kecenderungannya terhadap-nya.
(15)
Seorang hamba
mendapat kehinaan dan hukuman tidak lain karena dia tidak bersyukur kepada
Allah dan tidak merasa butuhh kepada-nya.dan, seorang hamba mendapat keberuntungan
berupa bantuan dan ma’unah Allah Azza wa Jalla tidak lain karena ia mensyukuri
nikmat Allah dan merasa butuh kepada-nya. Tiang penopangnya adalah kesabaran
yang kedudukannya bagi iman adalah bagaikan kepala bagi badan.
(16)
Bencana yang paling
berat bagi seorang hamba adalah kerasnya hati dan jauh dari ALLAH SWT.
(17)
Neraka diciptakan
untuk melululantakkan hati yang keras.
(18)
Kalbu yyang paling
jauh sengan Allah adalah kalbu yang keras.
(19)
Jika hati keras,maka
mata pun kering (sulit) untuk meneteskan air mata karena takut kepada Allah.
(20)
Kerasnya hati terjadi
karena banyak tidur,banyak makan,banyyak bicara,dan banyak(berlebihan) dalam bergaul.
(21)
Jika badan sakit, makan
minum pun kurang bermanfaat, begitu pun jika hati sakit,baginya nasihat kurang
berguna.
(22)
Barang siapa yang
hatinya bersih, tentulah ia mendahulukan Allah atas hawa nafsunya.
(23)
Hati adalah wadah
milik Allah di bumi, yang paling dicintai Allah ialah hati yang paling
bersih,paling teguh,dan paling lembut.
(24)
Hati yang tertambat
dengan hawa nafsu akan terhalanggi dari melihat Allah.
(25)
Jioka seorang hamba
diberi makan denggan tadzakkur(peringatan/santapan rohani),diminumi dengan air
tafakkur,dan dibersihkan dari berbagai noda dan kotoran, maka ia akan melihat
berbagai keajaiban, disamping akan di anugerahi al-hikmah.
(26)
Yang disebut ahlul-ma’rifah wal hikmah si pemilik
makrifat dan hikmah ialahh mereka yang menghidupkan hatinya dan membunuh hawa
nafsunya.orang yang membunuh hatinya dengan menghidupkan hawa naffsunya,maka
makrifat dan hikmahnya tidak sampai pada lidahnya.
(27)
Bangunan hati menjadi
runtuh kerena lalai dan merasa aman dari siksa Allah, sedang tegaknya bangunan
hati karena khasy-yah”rasa takut” kepada Allah dan karena dzikir.
(28)
Hati akan asik
menghadapi hidangan akhirat manakala ia berpaling dari hidangan dunia.
(29)
Rindu kepada Allah
adalah angin sepoi-sepoi basah yang menerpa kalbu, yang akan menyingkirkan
gemerlap dunia.
(30)
Barang siapa
menempatkan hatinya disisi rabbnya,maka ia akan tentram dan tenang, sebaliknya,
barang siapa yang melepaskannya ditengah-tengah manusia, maka akan
gundah-gulana dan gelisah.
(31)
Mahabbaatullah “cinta kepada Allah “tidak akan merasuk kedalam
kalbu yang memiliki rasa hubbuddunia ”cinta dunia” seperti tidak masuknya unta
kelubang jarum.
(32)
Jika seorang ham,ba
telah dicintai oleh Allah, maka dia akan menguasainya untuk diri-nya, dia akan
memilihnya untuk mencintai-nya dan memungutnya untk beribadah
kepada-nya,sebhingga dia sibuk dengannya,lidahnya selalu berdzikir
kepada-nya,dan anggota badannya senantiasa melakukan ketaatan kepada-nya.
(33)
Sebagaimana tubuh,
hati pun terjangkit penyakit. Obat penawarnya adalah tobat dan menghindari
kemaksiatan. Hati dapat berkarat seperti halnya cermin, yang dapat
membeningkannya adalah dzikrullah. Hati pun telanjang sebagaimana badan,yang
menjadi perhiasan atau busana yang menutupinya adalah taqwa. Hati juga merasa
lapar dan dahaga,seperti halnya fisik sang hamba,dan yang menjadi makanan dan
minumannya adalah ma’rifatillah,muhabbah,tawakal,inabah”kembali kepada Allah”
dan al-hidmad “berbakti kepada Allah“ atau beribadah.
(34)
Orang yang
meninggalkan ikhtiar dan usaha dalam mencari tambahan dunia, mencari
kedudukan,atau dalam rangka melepaskan diri dari musuh,dengan tawakal,percaya
penuh kepaddah Allah (tsiqah billah),dan pasrah kepada ketentuan atau keputusan
Allah maka ia akan terbebas dari berbagai kesusahan dan beban
pikiran.sebaliknya,barang siapa yang mati-matian untuk mendapatkan semuanya
itu, maka ia akan selalu gelisah, akan merasa susah dan pusing serta letih,dan
pekerjaan tidak berjalan dengan mulus.
(35)
Barang siapa yang
sibuk dengan dirinya sendiri,pasti yang lain terabaikan, dan barang siapa yang
sibuk dengan Allah, rabbnya pasti ia lupa kepada dirinya sendiri.
(36)
Ridho itu ialah
tentramnya hati terhadap peraturan Allah.
(37)
Mausia di dunia
disiksa sesuai dengan kadar perhatian dan cita-cita terhadapnya.
(38)
Hati memiliki enam
tempat yang selalu ia jelajahi: tiga tempat rendah dan tiga tempat tinggi. Tiga
tempat rendah yang selalui ia jelajahi dan ia jumpai adalah (1). Dunia yang
berhias untuk menggodanya.(2). Hawa nafsu yang berbisik kepadanya. Dan (3).
Musuh(setan) yang senantiasa mengusiknya.sedangkan tiga tempat tinggi yang ia
jumpai dan jelajahi adalah (1). Ilmu yang menunjukinya.(2). Akal yang
membimbingnya.dan (3).illah yang ia sembah.
(39)
Taat kepada hawa
nafsu dan panjangnya cita-cita (terhadap dunia) merupakan inti setiap
kerusakan. Karena menaati hawa nafsu akan membutakan seseorang terhadap
al-haq,sedangkan panjangnyya cita-cita atau angan-angan membuat si hamba lupa
kepada akhirat.
(40)
Jika Allah
menghendaki kebaikan pada seorang hamba, maka dia menjadikannya selalu mengakui
dosa dan kesalahan dirinya dan ia tidak meliihat kepada kesalahan orang lain.
Ia juga menjadikannya dermawan dan zuhud terhadap apa yang ada pada orang lain
serta tabah menanggung hinaan dan ejekan orang,dan,jika Allah menginginkan
kejelekan pada seseorang,maka Allah menjadikannya kebalikan dari semua itu.
(41)
Barang siapa yang
cinta dunia,maka dunia akan memperlihatkan padanya sebagai sesuatu yang besar
yang menjadikannya sebagai pelayan dan budaknya sehingga orang tersebut
terhina. Dan, barang siapa yang berpaling dari dunia, maka dunia akan
memandangnya sebagai orang besar sehingga ia menjadi pelayan orang tersebut dan
hina dihadapannya.
(42)
Barang siapa yang
tidak kerasan bersama Allah di tengah-tengah manusia dan betah dengan-nya
ketika sendirian dan sepi, maka ia adalah seorang jujur yang lemah. Barangsiapa
yang betah dengan-nya di tengah-tengah
manusia,namun tidak kerasan saat sendirian maka dia sakit. Barangsiapa yang
merasa tidak betah bersama Allah disaat banyak orang dan dikala
sendirian,berarti ia adalah bangkai yang harus disingkirkan. Dan barangsiapa
yang betah dan tentram bersama Allah dikala sendiri dan di tengah-tengah banyak
orang, maka dia adalah seorang yyang jujur yang kuat dalam setiap keadaan.
(43)
Lentera hati yang
bersih pada asal; fitrahhnya,bersinar sebelum datangnya syyariat yang minyaknya
nyaris menyala sekalipun tidak disentuh api.
(44)
Dunia bagaikan
seorang wanita pelacur. Dia selalu berganti-ganti pasangan. Ia menyambut semua
pria supaya mereka menganggap dirinya orang baik yang tidak rela terhadap sikap
ketidakadaan rasa cemburu terhadap keluarga.
(45)
Berenang disungai
dunia sama dengan berenang di kolam buaya.
(46)
Orang yang bersukaria
karena dunia, sebenarnya orang yang berduka cita.kepedihan dan duka citanya
lahir dari kenikmatanya dan kesusahannya lahir dari kegembiraan denganya.
(47)
Mata perangai melihat
biji(isi). Sedangkan mata akal melihat perangkap dan mata hawa nafsu adalah
buta.
(48)
Ketika orang—orang
yang mendapat taufik mengetahui nkilai kehidupan dunia dan kecilnya kedudukan
di dalamnya,maka mereka membunuh nafsu keinginan terhadap dunia dalam rangka mencari kehidupan abadi.
(49)
Orang orang yang
beriman kepada yang ghaib berpaling dari hawa nafsu yang berhias diri di
hadapan mata tabiat insani. Mereka yang di sebut dalam Al-Qur’an,
“mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari rabbnya, dan merekalah
orang-orang yang beruntung.”(Al-Baqarah:5)
Sedang mereka yang
tergoda, terjebak pada gurun penyesalan.kepada mereka dikatakan,
“makanlah dan
bersenang-senanglah kamu(di dunia dalam waktu) yang pendek, sesungguhnya kamu
adalah orang-orang yang berdosa.”(Al-Mursalah :46)
(50)
Bila akalmu keluar
dari cengkraman hawa nafsu, maka ia akan kembali berkuasa.
(51)
Bila datang pandangan
tidak halal, maka ketahuilah sesungguhnya dia menyalahkan api
peperangan.karenanya gunakanlah selimut ghaddul
bashar’ menundukkan pandangan sesuai dengan perintah Allah sebagai berikut:
“katakanlah kepada laki-laki yang beriman,hendaklah mereka menahan pandangannya
dan memelihara kemuluannya....”(An-Nur:30). Dengannya kau pasti selamat
darinya.
(52)
“samudra”hawa nafsu
jika tidak di bendung,ia akan menenggelamkanmu.
(53)
Seorang penyair
bersenandung, “tidak ada seorang pun yang lebih mulia dari pada seseorang yang
di temani amal salehnya dalam kuburnya ia senang dan ceria dalam taman nan
indah tak seperti yang lainnya yang kuburnya adalah penjara baginya.”
(54)
Cahaya akal akan
bersinar di tengah kekelaman hawa nafsu sehingga tampaklah gugusan kebenaran.
Orang yang bijak bestari akan melihat akibat dan kesudahan berbagai perkara
melalui cayaha tersebut.
(55)
Seorang penyair
berkata : “mata keridhaan akan tumpul
terhadap setiap cela,dan mata kebencian selalu memperlihatkan keburukan.”
(56)
Keluarlah dengan
kesungguhan dari pekarangan dunia yang sempit yang penuh serba-serbi bencana
menuju pelataran luas yang penuh dengan aneka ragam kenikmatan yang belum
pernah dilihat mata, dan yang disana tidak pernah kehilangan yang di cintai dan
selalu mendapatkan y6ang diingini.
(57)
Barang siapa yang
ttiddakk mau merasakan kegetirran bersama para pencari kemuliiaan,pasti ia
tidak akan merasakan nikmatnya tidur dalam bawah naungan keagungan.
(58)
Bila akar makrifat
bercokol kuat di bumi kalbu,maka akan tumbuuh pohon mahabbah “cinta” yang apabila ia teguh dan kuat, maka iia akan membuahkan
ketaatan setiap saat dengan izin rabbnya.
(59)
“ladang” fitrahh yang
luas akan menerima setiap apa saja yang ditanam padanya. Bila”pohon”iman dan
taqwa yang ditanam, maka akan mendatangkan manisnya keabadian, sebaliknya
manakalah kedunguan dan hawa nafsu yang ditanam,maka akan pahitlah setiap buah
yang dimunculkan.
(60)
Bukanlah seorang yang
aneh apabila seorang hamba tunduk dan beribadah kepada Allah dan tidak pernah
jemu untuk berkhidmat kepada-nya sementara ia senantiasa butuh kepada-nya. Yang
aneh adalah sang raja menanam rasa cinta pada si hamba dengan selalu
menganugerahi aneka ragam karunia dan ihsan-nya padahal dia tidak
membutuhkannya.
(61)
Perhatikanlah syair
ini.
“cukuplah kemuliaanmu
bahwa engkau hamba bagi-nya dan cukuplahh kebanggaanmu bahwa Allah adalah
Rabbmu.
(62)
Kesenangan-kesenangan
dunia tidak ubahnya permainan wayang dimana si pandir hanya melihat yang lahir
sedang yang berakal melihat apa yang ada di balik tabir.
(63)
Barang siapa yang
memandang dengan sekejap manisnya kesehatan, maka akan ringan baginyakegetiran
kesabaran.
(64)
Apa yang berlalu dari
dunia hanyalah gumpalan mimpi, sedang yang tersisa darinya adalah tumpukan
angan-angan, sementara waktu sirna di antara keduanya.
(65)
Pemilik ketamakan
tidak berjalan kecuali di kegelapan hawa nafsu.
(66)
Orang yang bakhil
adalah orang yang fakir yang tidak diberi pahala atas kefakirannya.
(67)
Teguhnya tekat untuk
menggapai cita-cita, mendatangkan rasa takut untuk gagal dan mendorrong
seseorang untuk serius mengamitnya.
(68)
Janganlah engkau
meminta selain tuanmu, karena hal itu
mendatangkan keburukan bagimu.
(69)
Ikatlah dendammu
dengan “rantai” kesabaran, karena ia
adalah anjing byang akan menggigitmu bila dibiarkan.
(70)
Tanamlah pohon khalwat (menyendiri untuk ibadah), pasti
akan kau petik “buah” ketenangan.
(71)
Kemaksiatan adalah
penghalang pintu usaha, sesungguhnya seorang hamba tidak akan ditaburi rizeki
lantaran dosa yang diperbuatnya.
(72)
Bila engkau berdiri
dibatas maksud taqwa, niscaya engkau akan mendapatkan yang engkau tuju.
(73)
Jadilah engkau putra
akhirat dan jangan menjadi putra dunia, karena yang namanya anak mengikuti
ibunya.
(74)
Seorang penyair
bertutur:
“sebesar keutamaan seseorang, sebesar itu musibahnya, itu di ketahui
melalui kesabaran menanggungnya, barang siapa yang sedikit kesabarannya
terhadap apa yang ditakutinya, maka sedikit pulalah apa yang didapat dari
harapannya.”
(75)
Bila engkau ingin
mengetahui kedudukanmu disisi sultan, hendaknya engkau melihat amal yang engkau
persembahkan.
(76)
Barang siapa yang
tidak mengambil manfaat dengan matanya, ia tidak akan mengambil manfaat dengan
telinganya.
(77)
Seorang hamba
mempunyai seekat antara diirinya dengan
Allah, serta antara dirinya dengan orang lain. Barang siapa merusak
sekat antara dirinya dngan Allah, maka Allah akan menyingkap sekat dirinya
dengan orang lain.
(78)
Seorang hamba
mempunyai Rabb (tuan) yang akan dijumpainya, juga memiliki rumajh tempat
tinggal yang akan dihuninya, maka hendaknya ia terlebih dahulu mencari
ridha-nya sebelum berjumpa dengan-nya dan mengisi rumah-nya dengan amal shaleh
sebelum dia menempatinya.
(79)
Membuang waktiu lebih
berbahaya dari pada kematian, karena menghilangkan waktu (membuang) waktu akan
memutuskan (hubungan) dengan Allah dan negeri Akhirat, sedang kematian
memutuskanmu dengan dunia dan penghuninya.
(80)
Dunia,dari awal
sampai akhirnya tidak menyamai kedudukan sesaat, lalu bagaimanakah kedudukan
seumur hidup?
(81)
Apa yang di cintai
hari ini akan mendatangkan kebencian hari esok, dan apa yang di benci sekarang
akan menghadirkan kecintaan esok hari.
(82)
Laba tterbesar bdalam
dunia ialah engkau menyibukkan diri setiap saat dengan berbagai kegiatan yang
lebih bermanfaat untuk akhiratmu. Dan tidaklah disebut berakal orang yang menjual surga bersama seluruh isinya dengan hawa
nafsu sesaat.
(83)
Seorang yang arif
akan keluar dari dunia dengan tidak memenuhi kebutuhannya,karena dua hal :
menangisi harinya dan memuja RRabbnya.
(84)
Jika kau tgakut pada
makluk,engkau akan menjauh dan lari darinya,sedang jika engkau takut kepada
Allah engkau akan datang mendekati-nya.
(85)
Andai ilmu bermanfaat
tanpa amal,tentu Allah SWT. Tidak mencela para pendeta ahli kitab, dan jika
amal bermanfaat tanpa ikhlas, tentu Allah Azza wa Jalla tidak mencerca
orang-orang munafik.
(86)
Tolak dan lawanlah
suara hati, jika tidak ia akan hinggap ke pikiran. Bila telah hinggap ke
pikiran, usirlah ia, bila tidak ia akan menjadi nafsu/keinginan. Lalu
perangilah ia sebab jika kau biarkan, ia akan menjadi rencana dan cita-cita
yang apabila tidak kau cegah, ia akan berubah menjadi perbuatan. Bila ia
menjadi perbuatan, perangilah karena ia akan menjadi adat kebiasaan yang sulit
bagi engkau untuk melepas diri darinya.
(87)
Taqwa itu tiga
tingkatan :
1).memelihara kalbu
dan anggota badan dari aneka dosa dan hal-hal yang di haramkan,
2).memelihara dari
hal-hal yang di makruhkan,
3).memelihara anggota
badan dri hal-hal yang di bolehkan yang tidak manfaat dan guna.
Tingkatan pertama
menganugerahi kehidupan bagi kalbu sang hamba, tingkatan kedua memberikannya
kesehatan dan kekuatan, dan tingkatan ketiga mempersembahkan padanya
kebahagiaan dan kegembiraan.
(88)
Surga diliputi oleh
hal-hal yang tidak disenangi sedangkan neraka diliputi hal-hal yang di
senangi(nafsu syahwat).
(89)
Ada enam pandangan
yang muncul pada seorang hamba, jika ia tertimpa sesuatu yang tidak ia inginkan
sebagai berikut:
a.
pemandangan berupa tauhid, yakni bahwa Allahlah yang
menakdirkan, menghendaki,dan mencuptakannya. Apa yang di kehendaki oleh Allah
pasti terjadi dan apa yang tidak ia kehendaki pasti tidak akan menimpa.
b.
pemandangan berupa keadilan bahwa pasti hukum-hukumnya
pasti terlaksana, dan bahwa keputusan-nya adalah adil.
c.
pemandanan berupa rahmat , yakni rahmat Allah pada
ketetapan-nya itu lebih besar dari murka dan kebencian-nya.
d.
pemandangan berupa hikmah, yakni hikmah kebijaksanaan Allah
menuntut hal itu dan bahwa dia tidak menetapkan dan mentakdirkan dalam keadaan
sia-sia.
e.
pemandangan berupa tahmid (pujian), yakni bagi Allah Azza
wa Jalla segenap pujian yang sempurna atas ketetapan-nya itu.
f.
pemandangan berupa ‘ubudiyah,yakni si hamba yang terima
sesuatu yang tidak di inginkannya adalah seorang hamba sahaya murni dari
seluruh segi dan sisi, yang berlaku padanya ketetapan dan peraturan tuhannya
sehingga ia tidak lepas dari apa yang di takdirkan oleh-nya sebagaimana ia pun berada
pada ketetapan dan hukum-hukum syariat-nya yang tidak boleh dilanggarnya.
(90)
Samarnya hak pada
sang hamba, rusaknya hati dan pikiran, lenyapnya waktu dengan sia-sia,menjauhnya makluk,
tertolajknya doa dan permohonan, hilangnya keberkahan ppada rizki dan
umuurnyya,sesaknya dada, gersangnya hubungan dengann Rabb Azza wa Jalla,
sulitnya kehidupan, lenyapnya ilmu yang dimiliki, penguasaan musuh atasnya,dan
kehinadinaan yang didapat,semuanya itu lahir dari kemaksiatan dan kelalaiannya
akan melahirkann lawan dari semuanya ini.
(91)
Seandainya kalian
mengetahui tentang diriku apa yang kau ketahui, niscaya kalian melempariku
dengan pasir.
(92)
Alangka baiknya dua
hal yang paling di benci: kematian dan kekufuran.
(93)
Kalian berada dalam
perputaran siang dan malam, dalam rangkaian masa hidup yang kian berkurang dan
di tengahh beragam amal yang tidak luput dari catatan, sementara maut datang
mengagetkan. Barang siapa menanam kebajikan, ia nyaris mengentam buahnya, dan
siapa saja yyang mengentam kejahatan ia nyaris memetik penyesalan, dan setiap
orang yyang menenem ia akan memperolehh sesuai apa yang ditanamnya. Orang yang
lmban menanam kebajikan, ia tidak akan segera menikmmati hasilnya, dan si rakus
tidak akann mendapatkan keberuntungan yang memang tidak di sediakan baginya.
(94)
Orang yang memiliki
kebaikan, sesungguhnya Allahlah pemberinya, dan orang yang terhiindar dari
kejahatan/keburukan sesungguhnya Allahlah yang menghindarkannya darinya.
(95)
“orang-orang yang
bertaqwa adalah tuan,sedangkan para fuqaha (ahli fiqih) ialah panglima, dan
berteman dengan mereka adalah bonus.”
(96)
Sebaik-baik ucapan
adalah kalamullah dan sebaik-baik
petunjuk adalah Muhammad SAW.
Seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat, dan setiap yang
di buat-buat itu adalah bid’ah. Janganlah kalian berlama-lama di dunia dan
janganlah kalian dilalaikan oleh tingginya angan-angan di dunia, karena bsetiap
yang akan datang itu dekat, dan yang jauh itu adalah yang tidak akan tiba.
(97)
“ketahuilah bahwa
membunuh orang islam itu kekufuran sedang mencaci makinya adalah kedurhakaan.
Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak menegur sapa dengan saudaranya
lebih dari tiga hari sampai ia memberi salam kepadanya manakala berjumpa, dan
memenuhi undangannya ketika diundang serta menjenguknya dikala ia sakit.”
(98)
Ketahuilah
sejelek-jeleknya perowi ialah perowi dusta.
(99)
Ucapan yang paling
benar adalah kitabullah (al-Qur’an), ikatan yang paling kuat adalah kalimat
taqwa,’agama’ terbaik adalah agama ibrahim, sunah (jalan) yang terbagus adalah
sunah Muhammad SAW. Petunjuk paling baik adalah petunjuk para Nabi. Perkataan
paling baik adalah dzikrullah, kisah
yang paling indah adalah al-Qur’an, sebaik-baik perkara adalah ujungnya, dan
sejelek-jelek perkara adalah perkara baru(bid’ah). Sedikit tetapi bermanfaat,
jauh lebih baik daripada banyak namun melalaikan, dan satu jiwa kau selamatkan
jauh lebih baik daripada kedudukan yang tidak dapat kau hitung.
(100)
Seburuk-buruk
permohonan ampun adalah ketika berada diambang kematian, sejelek-jelek
penyesalan adalah penyesalan pada hari kiamat, seburuk-buruk kesesatan adalah
kesesatan setelah mendapatkan hidayah. Sebaik-baik kekayaan adalah kekayaan
jiwa, sebaik-baik akal adalah taqwa, dan sebaik-baiknya sesuatu yang di tanam
dalam hati adalah keyakinan dan keraguan terhadap kekufuran,sedangkan kebutaan
yang terburuk adalah kebutaan hati.
(101)
“ketahuilah bahwa sesungguhhnya dusta itu menuntun-(mu) kepada
kedurhakaan, sedang kedurhakaan membawa-(mu) ke neraka, dan jujur itu
menuntun-(mu) kepada kebajikan, sementara kebajikan menunjuki-(mu) kepada
surga. Sesungguhnya bagi orang yang jujurakan dikatakann bahwa ia jujur dan
berbakti. Dan terhadap si pendusta akan dikatakan bahwa dia dusta dan durhaka.
Rasul Muhammad SAW, telah menceritakan padakamii bahwa manakala seseorang
selalu jujur, maka ia akan ditulis disisi Allah sebagai shiddiq(orang yang
sangat jujur), dan ketika seseorang suka berbohong, maka ia akan di tulis di
sisi Allah sebagai kadzdzab (seorang tukang bohong).” (HR. Bukhari dan Muslim)
(102)
Khamar’arak’ adalah
himpunan dosa, wanita ialah jerat setan (untuk manusia), masa muda adalah
bagian dari kegilaan, dan meratapi mayat adalah perbuatan jahiliyah.
(103)
Di antara manusia
(muslim) ada yang tidak pergi ke masjid untuk sholat jum’at kecuali di akhir
waktu dan tidak ber-dzikrullah kecuali ketika itu.
(104)
Dosa/kesalahan paling
besar adalah dusta, dan barangsiapa yang memaafkan orang lain, Allah akan
memaafkannya, barang siapa menahan amarahnya, Allah akan memberinyya pahala.
(105)
“usaha paling jelek adalah riba dan makanan terburuk ialah memakan
harta anak yatim.”
(106)
Siapa saja yang
bersabar menanggung musibah dan bencana, maka Allah akan memberinya jaminian.
(107)
“sebaik-baik kebaikan
adalah mati syahid. Barang siapa yang sombong, ia akan direndahkan Allah dan
barang siapa bermaksiat kepada Allah, ia pasti menaati setan.”
(108)
Selayaknyalah orang
yang hafal Al-Qur’an mengisi malam-malamnya(dengan ibadah), saat orang-orang
sedang tidur, memenihi siangnya (dengan shaum) dikala orang-orang tidak
melakukannya, akrab dengan kedudukan dan tangis tatkala orang-orang tertawa
ria, tutup mulut ketika orang lain mempercakapkan orang-orang dan menggunjjimg,
dan tunduk tawasdhu’dikala manusia
saling membanggakan diri.
(109)
Tidak patut bagi
orang yang hafal Al-Qur’an untuk bersikap kasar, kesat jiwa, suka mencaci,
lalai lagi sering berteriak-teriak.
(110)
Orang yang
tawadhu’kerena tunduk (kepada Allah), maka Allah akan meninggikannya.
(111)
“barang siapa yang
sholatnya tidak mendorongnya untuk ma’ruf dan tidak mencegahnya dari berbuat
mungkar, maka jaraknya dengan Allah kian jauh.”
(112)
Diantara yang
terdorong keyakinan adalah engkau
tidak membuat manusia rela karena kebencian Allah, tidak memuji seseorang atas rezeki
Allah, dan tidak mencaci orang lain karena sesuatu yang tidak Allah berikan
kepadamu. Ketahuilah, rezeki Allah itu tidak bisa di datangkan oleh ketamakan
orang yang rakus dan dapat di cegah oleh kebencian orang yang benci.
(113)
Allah Azza wa Jalla dengan
keadialan dan kesantunannya menjadikan ketenangan dan rasa senang berada pada
keyakinan dan ridha, dan menjadikan kesedihan dan gelisah pada keraguan dan
benci.
(114)
Selama engkau sholat,
berarti engkau sedang mengetuk pintu yang maharaja. Dan, siapa saja mengetuk
pintu-nya, pasti akan dibukakan.
(115)
Aku menyangka orang
yang melakukan dosa, padahal ia mengetahui sebagai orang yang lupa akan ilmu
yang dimilikinya.
(116)
Jadilah kalian mata
air ilmu, lampu petunjuk, penjaga rumah, pelita malam hari, kalbu-kalbu baru,
dan pakaian-pakaian usang yang dikenal di langit dan asing bagi penduduk bumi.
(117)
Sunggguh, aku ntidak
ingin menjumpaimu menjadi bangkai di malam hari dan hantu pada siang hari, dan
aku sangat benci kepada orang yang tidaksedikit pun melakukan amal baik untuk
dunia maupun akhirat.
(118)
Ilmu itu sejatinya
bukan banyak riwayat ,namun khasyyatilah’ takut kepada Allah’
(119)
Kalian lihat orang
kafir sebagai orang yang paling sehat badannya, namun paling parah penyakit
dihatinya. Sementara, kalian perhatikan seorang mukmin,ia paling sehat hatinya,
tetapi paling banyak penyakitnya di tubuhnya. Demi Allah, jika kalbumu sakit
sekalipun tubuhmu sehat, engkau menjadi makluk yang lebih hina dari binatang di
mata Allah Azza wa Jalla.
(120)
Seorrang hamba tidak
akan mencapai hakikat iman kecuali jika ia menmpati bbpuncaknya dan ia tidak
akan menepati puncaknya, kecuali kalau ia lebih menyukai miskin dari pada kaya
dan lebih mencintai tawadhu’daripada kehormatan, serta apabila baginya sama
antara yang memuji dan mencelanya.
(121)
Tidak ada seorrang
pun didunia ini melainkan ia adalah tamu,sedangkan apa yang dimilikinya adalah
barang pinjaman.maka, tamu pasti akan beranjak pulang dan barang pinjaman tentu
akan dikembalikan kepada pemiliknya.
(122)
Nafsu syahwat itu
kerap menghadirkan penderitaan panjang.
(123)
Tidak ada sesuatu pun
di muka bumi ini yang lebih butuh untuk lama di penjara selain lidah.
(124)
Apabila zina dan riba
telah merebak di sebuah negeri, maka nantikan kehancurannya.
(125)
Bila engkau mampu
untuk menyimpan kekayaanmu di langit sehingga tidak di ganggu binatang dan di
curi oarang, maka lakukanlah itu karena, hati seseorang itu selalu bersama
kekayaan yang dimilikinya.
(126)
“janganlah kamu
ikut-ikutan.”ketika orang-orang bertanya kepadanaya tentang yang dimaksud
dengan kata-katanya ini, maka ibnu mas’ud RA. Bertutur,”yakni, kamu berkata,’
aku ikut orang-orng. Kalau mereka mengambilnya.. kebenaran, aku pun
mengambilnya. Dan, apabiala mereka meninggalkannya, aku pun meninggalkannya.
‘tahanlah diri kamu untuk tidak kafir sekalipun orang-orang hanyut dalam
arusnya.”
(127)
Bila engkau harus
menjadi seorang pengikut dalam din, ikutilah orang yang telah wafat
(Rasulullah.), kerena mengikuti orang yang masih hidup, tidak akan aman dari
fitnah.
(128)
Dosa itu akan menjadi
penguasa hati.
(129)
Tidak ada satu
pandangan pun yang dilepas oleh seseorang melainkan di situ setan mencari
celah-celah.
(130)
Datanglah kalbumu di
tiga tempat: ketika mendengar Al-Qur’an, saat di majelis dzikir, dan tatkala
berada di waktu-waktu sepi. Bila tidak dapat kau lakukan, maka mintalah kepada
Allah kalbu baru.
Alaika press
kediri - indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar