Rabu, 16 Januari 2013

Fakta di atas Fakta



 

Ketika kita sedang melatih Pikiran dan Perasaan dalam bersyukur yang berkualitas nikmat, maka tak perlu heran jika setiap hari latihan bersyukur yang kita lakukan sepertinya semakin tidak mudah. Sebab dibenturkan oleh berbagai fakta yang sulit untuk disyukuri.

Itu sebabnya, teruslah tetap dalam awareness yang dalam. Dan tetaplah bersyukur dalam sikap yang "melampaui fakta" yang ada, walaupun fakta yang hadir sangat tidak indah atau bahkan sudah begitu sangat indahnya.

Artinya, janganlah batasi diri kita dalam fakta indrawi, sebab semua keindahan dan kesulitan dunia adalah fana. Bersyukur itu tidak mesti berdasarkan fakta yang ada, sebab fakta itu di luar, bukan di dalam. Fakta itu ilusi, sedangkan Pikiran dan Perasaan yang di dalam lebih sejati.

Maka, Bersyukurlah melampaui fakta yang terbatas, dan rasakanlah nikmat gerakan syukur yang melampaui kecepatan cahaya. Bukankah kekuatan Pikiran dan Perasaan bisa melampaui kecepatan Cahaya?

Dengan demikian, mulai hari ini hargailah FAKTA tapi janganlah TERIKAT kepadanya. Sebab FAKTA itu hanyalah BAYANGAN dari JIWA. Tak perlulah mengikat bayangan sendiri, tapi ikatkan diri kepada ALLAH yang akan menenangkan Jiwa. Perindah JIWA kita, maka FAKTA pun menjadi indah.

Sehingga misalkan : Jika FAKTAnya Anda tidak punya UANG, maka janganlah AKUI eksistensi fakta itu. Cukuplah terus merasa berkelimpahan di dalam jiwa, sehingga sang fakta menjadi tak berdaya eksis di frekuensi kemiskinan, dan akhirnya fakta pun ta'at kepada jiwa yang kaya.

Maka katakanlah : "Ya Allah, terimakasih atas rizki ratusan milyar hingga tak terhingga ini yang selalu engkau berikan kepadaku di setiap harinya, Alhamdulillah, segala puji dan benda hanya milik-Mu"

Berkenaan dengan impian, maka mulai hari ini belajarlah menjadikan impian itu Fakta sang hati bukan lagi fakta indrawi. Jika Anda menjadikan impian hanya sebagai fakta indrawi maka Anda akan merasa bahwa impian Anda masih jauh, sedangkan jika Anda yakin bahwa impian itu hanyalah fakta sang hati, maka sebelum impian itu hadir dalam fakta indrawi, Anda sudah mampu mensyukuri keberadaannya. Syukurilah impian Anda.

Tidak perlu menunggu tercapainya impian baru Anda bersyukur, tapi bersyukurlah atas impian Anda, maka impian Anda akan lebih dekat kepada kehidupan Anda. Allah lah yang Maha Mendekatkan. Ya, Sesungguhnya impian kita tidak berada di luar JANGKAUAN hati kita, tapi ia hanya berada di luar PANDANGAN indrawi kita. Maka, dekatkanlah JIWA Anda kepada IMPIAN Anda, sehingga Anda sanggup memandangnya. Dekatkanlah dengan metode "Bersyukur Melampaui Fakta". Bersyukur melampaui fakta ini lah yang akan membuat Hati Anda menjadi Kaya. Dan Kaya Hati bisa berefek ampuh kepada Kaya Materi.

Orang yang kaya hati insya Allah hidupnya pasti berkecukupan secara materi, sedangkan orang yang hidupnya berkecukupan secara materi belumlah tentu kaya hatinya. Kalau hati sudah kaya karena selalu bersyukur, maka seringkali walaupun Anda tak sempat membangun sebuah impian, maka Allah sudah mencukupkan seluruh kebutuhan Anda.

“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

So, bukan karena TIDAK BAHAGIA lalu kita MENGELUH, tapi karena sering MENGELUHlah kita menjadi TIDAK BAHAGIA. Bukan karena BANYAK MASALAH lalu kita mengeluh, tapi karena kita hobi MENGELUH maka kita dipantaskan-NYA untuk banyak mendapatkan MASALAH. Bukan karena TIDAK PUNYA UANG lalu kita mengeluh, tapi karena MENGELUHLAH maka uang enggan mendatangi kita. UANG merasa tidak aman jika bersinergi bersama pakar mengeluh.

Hilangkan keluhan dengan cara bersyukur melampaui fakta yang terlihat. Tidak perlu menunggu fakta yang indah baru Anda bersyukur, tapi bersyukurlah atas semua yang indah-indah maka FAKTA yang indah akan semakin indah dalam keindahan yang begitu indah. ALLAH MAHA INDAH.

Nah Sahabat, kalaulah setiap kesenangan dunia ini menipu, maka kita ini baru menjadi penonton di kehidupan kita. Hanya penontonlah yang layak bahagia ditipu oleh akting para pemain di film-film kehidupan.

Penonton paham bahwa itu hanyalah film, tapi penonton tak mau melewati keindahan tipuannya. Penonton tertawa dan menangis melihat alur kisah film sandiwara yang ada, sedangkan pemain tertawa dan menangis karena ia paham bahwa dengan tertawa dan menangislah ia akan eksis di hadapan sang sutradara.

Sudahkah hari ini kita eksis di hadapan Sang Maha Sutradara Kehidupan? Allah lah yang Maha Menguasai Fakta, Maha Menguasai Fakta di atas Fakta...

Wallahu a’lam
KZ
www.cahaya-semesta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar